Saturday, March 28, 2009

Lelaki Yang Menyunting mawar

Bunga itu telah Kau tawarkan saat azan bergema
di telingaku dalam dekap hangat bintang-bintang sukma
"bermainlah dengan riang Nak,dalam baju putihmu kata
mereka membelaiku dalam syahadatnya"


Saat tapak mulai bisa kujejak, azan tersaput bergumpal awan
kelam,suram,hitam dan sayup-sayup kedengaran
telingaku,mulutku,tanganku,otakku berhenti
berdetak sesudah berjuta pertanyaan hanya kujawab
dengan batu hitam yang kulemparkan keseluruh sel-sel tubuhku
titik puisiku, setelah melewati berjuta peribahasa
yang tak bermakna dalam kesepian
"Kau matirasa Nak, kau pucat dalam bajumu yang berwarna gelap"



Mimpi! mimpilah aku! berteriak pada langit
"Tak perlu Nak, kau tak perlu tidur dalam harapmu"
"tapi aku mati rasa, aku harus menyunting bunga !"
"Mawar dan baju putihmu Nak"
"mimpi! mimpilah aku! dimana?"


Kemudian wajah sukma lirih menyapa
Bermil-mil kuhitung jalan raya
Berdesir angin ku sapa
berlembah pohon rebah sudah
Dan saat senyap hiasi kecipak sungai pada bebatuannya
azan itu menghantarku menyunting mawar-Mu saja.

Bersikap Lembut dan Rendah Hatilah Terhadap Orang lain

Kelembutan adalah perpaduan hati, ucapan, dan perbuatan dalam upaya menyayangi, menjaga perasaan, melunakkan dan memperbaiki orang lain. Kelembutan adalah kebersihan hati dan keindahan penyajian yang diwujudkan dalam komunikasi lisan dan badan. BUkanlah kelembutan bila ucapannya lembut tapi isinya penuh dengan kata-kata kasar menyakitkan (nyelekit). Bukan pula kelembutan bila menyampaikan kebenaran tapi dengan caci maki dan bentakan. Berwajah manis penuh senyum, memilih pemakaian kata yang benar dan pas (qaulan syadidan), memaafkan, memaklumi, penuh perhatian, penuh kasih sayang adalah tampilan kelembutan. Wajah sinis, penuh sindiran yang terkadang tanpa tabyyun, buruk sangka, ghibah, pendendam, emosional merupakan kebalikan dari sifat kelembutan.


Rendah hati merupakan perpaduan hati, ucapan, dan perbuatan dalam upaya mendekatkan/mengakrabkan, melunakkan keangkuhan, menumbuhkan kepercayaan, membawa keharmonisan dan mengikis kekakuan. Angkuh, sok pintar, dan hebat, merasa paling berjasa, merasa levelnya lebih tinggi, minta dihormati, enggan menegur/menyapa terlebih dahulu, tidak mau diperintah, sulit ditemui atau dimintai tolong dengan alasan birokratis, menganggap remeh, cuek dan antipati merupakan lawan dari rendah hati.

Allah berfirman dalam surah Asy-Syu’araa ayat 215, “dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang mengikuti kamu.” Bila Rasulullah saja dengan berbagai pesona dan kelebihannya diperintah untuk tawadhu (dan Rasul telah menjalankan perintah itu), tentulah kita yang apa adanya ini harus lebih rendah hati. Rendah hati terhadap murabbi, rendah hati terhadap mutarobbi, dan rendah hati terhadap seluruh orang-orang yang beriman menunjukkan penghormatan kita pada Rasul dan kebenaran Al-Qur’an. Sebaliknya, keangkuhan dan perasaan lebih dari orang lain menandakan masih jauhnya kita dari Qur’an dan Hadits.

Friday, March 27, 2009

Kesendirian

(Aku berkaca pada diri
pada cermin yang hampir tak bening lagi
lalu kutemui arti dari setiap peristiwa
dan membuatku sadar
betapa aku tak berkuasa)

Terkadang tidak selamanya kesendirian itu menyedihkan,ada banyak hal yang sebenarnya bisa kita ambil hikmah dari kesendirian kita.Mungkin selama bergaul dengan orang lain kita bisa saja kehilangan jati diri kita yang sebenarnya,sikap ikut-ikutan contohnya,walaupun kita paham dan tahu bahwa apa yang dilakukan oleh teman kita itu salah,tetapi karena banyak yang melakukannya,kita pun ikut mengiyakan,toch kalo salah semuanya ikut salah,pikir kita.



dengan kesendirian kita bisa berkaca pada diri sendiri sudah sejauh mana,apa yang kita lakukan,apakah sudah sesuai dengan kodrat dan tugas kita sebenarnya.

Bukankah kita hidup di dunia hanya menjalankan dua peranan yaitu sebagai Hamba Allah SWT dan khalifah di bumi.

sebagai hamba Allah SWT,kita sadar bahwa kita bukan apa-apa,dan betapa tidak berkuasanya diri kita bahkan terhadap kita sendiri pun.Bisakah kita menghentikan detak jantung,atau denyut nadi kita sejenak saja.

sebagai khalifah di muka bumi,kita seharusnya mengambil peranan untuk menyelamatkan bumi ini dari kerusakan,itulah fungsi sosial kita berjalan,





Tuesday, March 24, 2009

Jadikan Dunia Di Tanganmu Bukan Di Hatimu


(langit Yang mendung hanya menunggu waktu yang tepat
untuk menumpahkan segenap air matanya.
Dan kudapati hari-hari yang berlalu
bagai sebuah misteri asing
yang terus menjadi teka-teki
kemana arah perjalanan ini)


"untuk apa kuliah lagi,buat apa,bukankah semuanya udah cukup"

"tapi aku ingin belajar lagi,ilmuku masih kurang",jawabku sekenanya.

'itu hanya awalnya, lama-lama kau akan terpedaya,S1,S2,S3,lalu apa, kau pasti akan terus mengejarnya,ketika kau selesai nanti,kau tidak akan bisa lepas dari yang namanya jabatan, ketika kau menjadi pejabat nanti, banyak hal yg akan kau rasakan akibat buruknya,mutasi berkepanjangn,pisah dari keluarga, belum lagi hal lainnya,bukankah keluarga lebih penting"


Mencoba memaknai setiap kata yang diucapkannya, aku jadi paham akan arti pentingnya keluarga,seperti senandung yang selalu diputar pada sinetron keluarga cemara:

"Harta yang paling berharga adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara yang paling indah adalah keluarga"

Aku jadi berpikir begitu banyak hal dan sesuatu di dunia ini,lalu kemana dan apa tujuan kita hidup sebenarnya.Mengapa ada orang yang terus-terusan bekejaran dengan waktu mencoba mencari sesuatu yang sebenarnya sudah cukup ia miliki.

Sungguh kemilau dunia itu sangat menggiurkan, semuanya indah.
lalu apakah akan dihabiskan waktu kita hanya untuk mengejar itu semua, lalu dimana peran kita lainnya sebagai orang tua, sebagai anak, sebagai saudara, dan sebagai masyarakat.

kelak kita tidak akan dinilai dari berapa banyaknya harta yang dimiliki, jabatan tertinggi yang kita raih,atau status paling terhormat yang kita sandang.Cukuplah kita dinilai dari amal perbuatan yang kita kerjakan.

Umar bin Khatab, menangis ketika melihat Rasulullah SAW bangkit dari tidurnya, ia melihat ada bercak-bercak jalur pelepah kurma di punggung Rasulullah SAW,ketika ia melirik alas tidur yang dipakai Rasulullah SAW, terbuat dari pelepah kurma kering, cukuplah tanda di punggungnya itu menjadi bukti betapa tidak lembutnya pelepah kurma itu.Ketika melihat sekeliling kamarnya, ia hanya mendapati sebuah almari berisi sekantong gandum kasar, tidak ada barang menunjukkan kemewahan.

"ya, Rasulullah,aku melihat Kisra dan Raja-raja lainnya tidur di atas tempat tidur mewah beralaskan sutera,tapi di sini aku melihatmu tidur beralskan tikar seperti ini "

wahai Umar,tidakkah engkau sependapat denganku,kita lebih memilih kebahagian akhirat sedang mereka memilih dunia." jawab Rasulullah SAW

Bukankah Rasulullah SAW suri tauladan terbaik, manusia paling mulia, jalan yang ditunjukkannya adalah jalan yang lurus,jalan terbaik yang mengantarkan ke tempat yang jauh lebih baik dan kekal dari dunia ini.

lalu mengapa kita tidak mengikutinya?

(langit mendung menangis perlahan-lahan,
air mata tumpah setetes demi setetes membasahi bumi
Dedaunan bergoyang tertiup angin dingin,
dan kudapati kotaku gigil di pagi hari
Dan cahaya yang terang pasti selalu menanti
di ujung perjalanan ini)

Sunday, March 22, 2009

Eksploitasi Seks Anak di Bali, Lombok, dan Batam Mengkhawatirkan

Kompas - Sabtu, Maret 21

DENPASAR, KOMPAS.com — Direktur Regional Representative Terre Des Hommes Belanda, Frans van Dijk, menyatakan, eksploitasi seksual pada anak-anak di daerah wisata Bali, Lombok, dan Batam cukup mengkhawatirkan.

"Karenanya di tiga daerah wisata Indonesia itu anak-anak korban eksploitasi seksual penting untuk kami berikan advokasi," katanya pada konferensi tentang kejahatan seksual terhadap anak di kawasan wisata Asia Tenggara yang berlangsung di Pantai Sanur, Bali, Kamis (19/3).

Program Terre Des Hommes (TDH) Belanda di Indonesia, antara lain, memberikan bantuan kepada anak-anak korban eksploitasi seksual di tiga daerah wisata tersebut.

Menurut Frans van Dijk, salah satu faktor terjadinya prostitusi anak adalah kondisi kemiskinan dan keinginan untuk memperbaiki ekonomi keluarga.


Sementara di Jawa Barat, TDH melakukan pencegahan terhadap anak-anak yang berpotensi diperdagangkan dengan cara mengembalikan anak-anak itu ke sekolah.

Fokus program pencegahan ini dilakukan dengan memfasilitasi pendidikan untuk anak-anak, seperti yang telah dilakukan di daerah Indramayu. "Perlindungan yang terbaik adalah dengan disekolahkan kembali. Fokusnya pendidikan untuk anak-anak," tambah Frans van Dijk.

Sementara Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata, Depbudpar, I Gusti Putu Laksaguna, mengatakan bahwa seharusnya di Indonesia tidak ada pariwisata seks. Di ASEAN ada Human Resources Development Task Force yang mengatasi masalah pariwisata seks.

Pemerintah, katanya, akan melakukan sosialisasi untuk mengatasi isu pariwisata seks tersebut ke berbagai provinsi, termasuk Bali, Lombok, dan Batam, yang kondisinya dinilai mengkhawatirkan.

Ditambahkan bahwa dari hasil kajian singkat, tidak semua perusahaan atau industri wisata memahami aturan main atau ketentuan menentang pariwisata seks sehingga perlu langkah-langkah sosialisasi.

Pada kesempatan itu Deputi Bidang Perlindungan Anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan, Surjadi Suparman, memaparkan berbagai aturan perlindungan anak, seperti UU 23/2003 tentang Perlindungan Anak, UU Pornografi, UU PTPPO. Dalam konteks global, Indonesia sejak tahun 1996 juga telah mengikuti Konferensi Penghapusan Pariwisata Anak (CST).

Sedangkan Makmur Sunusi dari Direktorat Pelayanan Sosial Anak, Departemen Sosial, mengungkapkan banyaknya korban kejahatan seksual pada anak dan upaya penanganannya, seperti melalui rehabilitasi.

Pemerintah membuat model penanganan korban untuk anak melalui "Child Protection Home" (RPSA) yang tersebar di Pontianak, Jambi, Pati, Jakarta, dan daerah lainnya.

Hingga kini total kasus yang ditangani mencapai 734 korban dan RPSA juga bekerja sama dengan Menneg PP serta pusat informasi. "Untuk rehabilitasi, kami melakukan penilaian bagi korban. Ada gugus tugas (task force) yang terdiri dari 400 orang terlatih di tujuh kota. Telah ada program peningkatan kesadaran masyarakat, rehabilitasi, dan reintegrasi korban," tambahnya.

Konferensi yang berlangsung tiga hari itu diikuti lebih dari 300 peserta dari negara-negara Asia Tenggara, negara Asia lainnya, Eropa, Amerika, dan Afrika.

Saturday, March 21, 2009

Berilah Mataharimu Sinar Takwa


Potret orang Jepang dari dekat, sebuah kisah kecil yang kebetulan saya tulis sewaktu tinggal di Jepang.

“Ohayo gozaimasu (selamat pagi)”, sapa gadis kecil tetangga rumah, ketika saya hendak mengayun sepeda mengantar Irsyad, anak saya yang paling besar, ke Yochien (TK Jepang). Saya tersenyum karena tanpa sadar ternyata Irsyad sudah menganggukkan kepala dan balik menyapa gadis kecil tadi. Yochien tempat Irsyad sekolah letaknya tak jauh dari rumah, naik sepeda sekitar 5 menit.

Dalam perjalanan, kami lewat di depan rumah Oyasan (pemilik rumah yang kami sewa). Saya lihat dia sedang siap memanen sayur dan buah-buahan di kebun kecil di depan rumahnya yang selalu dia rawat dengan baik. Saya sapa dia dengan melambaikan tangan karena posisinya agak jauh. Tiba-tiba Irsyad menepuk-nepuk punggung saya dan mengatakan, “Abi, hari ini kita bisa makan tomat segar nih.”, dengan mimik muka yang bersemangat. Saya tersenyum, ya memang pada saat musim panen, sering sekali Oyasan memberi kami satu plastik besar berisi tomat, bawang ataupun wortel dari hasil panenan kebunnya.

Sampai di Yochien, Irsyad sudah lari masuk ke kelasnya dengan bawaan yang menurut saya agak kurang pantas untuk seorang anak TK berumur 4 tahun. Dia harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang menggantung di lehernya. Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Dan si anak juga harus bisa mengenali sendiri mana barang yang milik dia. Saya biasa langsung berangkat ke kampus setelah mengantar Irsyad. Pulang ke rumah sore hari, sudah menunggu istri yang tersenyum dan bercerita bahwa hari ini mendapat kiriman bawang dan tomat dari Oyasan.

Ingin kembali memotret Jepang dari dekat beserta perilaku kehidupan masyarakatnya. Saya sering becanda ke teman-teman bahwa kadang-kadang orang Jepang itu berperilaku lebih Islami daripada saya. Sifat ihtirom (hormat) terhadap orang tua, akhlak terhadap tetangga, saling memberi hadiah kepada orang lain selagi mendapatkan rejeki lebih, kemudian juga dengan sistem pendidikan formal yang mengajarkan moral dan perilaku hidup mandiri dan sopan santun.

Tentu saja dari sisi lain, kita bisa melihat bahwa ada perilaku orang Jepang yang tidak Islami, misalnya budaya minum sake (minuman keras), makan daging babi, kehidupan free sex pada generasi-generasi mudanya, dsb. Pada sisi ini memang cahaya Islam belum sampai kepada mereka. Namun ada sesuatu yang menarik disini bahwa faktor “tidak tahu” itu lebih besar daripada “tidak mau melaksanakan”. Ini terbukti ketika kita cermati perilaku teman-teman Jepang yang akhirnya masuk Islam. Mereka masuk Islam dengan total, dan mereka buang apa yang salah menurut Islam, dan hebatnya mereka sangat teguh dan istiqomah menjalankan ajaran Islam yang baru saja mereka masuki.

Adalah seorang imam masjid Ichinowari, masjid di sebuah kota kecil di pinggiran prefecture Saitama. Ibrahim Okubo, begitulah kita biasa memanggilnya. Beliau adalah orang Jepang yang “baru masuk Islam” belasan tahun yang lalu. Dengan sorban yang selalu tertata rapi di kepala, senyum yang selalu terhias, kegesitannya dalam berdakwah, bagusnya bacaan dan hapalan quran beliau, kita akan semakin tertegun dengan kata-kata penuh hikmah yang keluar dari mulutnya. Sungguh sulit membayangkan bahwa belasan tahun yang lalu, beliau adalah orang Jepang yang suka sekali minum sake ataupun makan daging babi.

Istri saya yang suatu saat mendapat kesempatan mengajar ngaji di sebuah masjid di daerah Tokyo, sering merasa kewalahan memberikan jawaban terhadap rasa ingin tahu muslimah Jepang yang besar, berhubungan dengan hakekat cara baca quran maupun ajaran Islam secara umum. Banyak hal-hal prinsip yang seharusnya wajib kita kuasai tapi luput dari pengetahuan kita karena kita terlena dan terlalu taklid terhadap Islam yang kita peluk dari “warisan” orang tua dan kakek nenek kita. Saya juga tertegun dengan komentar istri saya pada suatu ketika dia berkata, “Orang Jepang meskipun sudah masuk Islam sifatnya tetap seperti orang Jepang. Mereka tetap sopan dan hormat terhadap orang lain, merasa nggak enak kalau anaknya mengganggu anak orang lain, tarbiyah (pendidikan) terhadap anak-anaknya supaya bisa hidup mandiri, dsb”.

Padahal sebenarnya semua ini adalah juga ajaran Islam, milik Islam, dan sudah seharusnya dilaksanakan dengan baik oleh orang Islam. Kita juga sudah terlalu sering mendengarkan nasehat-nasehat seperti ini lewat pengajian di masjid, di radio ataupun siraman rohani di televisi. Mengapa ini semua bisa dilaksanakan dengan baik oleh orang Jepang, tapi kita malah sering sekali melupakannya ?

Mudah-mudahan kita bisa mengambil hikmah dari tulisan ini untuk semakin memotivasi diri kita dalam berakhlak dan berIslam secara total. Tak lupa marilah kita doakan saudara kita dari negeri matahari terbit ini untuk segera memperoleh sinar takwa dari Allah.(Romi satria Wahono,http://romisatriawahono.net/2006/02/06/berilah-mataharimu-sinar-takwa/)

Friday, March 13, 2009

Menjelajah Hari

(Langit yang senantiasa mendung,hanya akan menjanjikan satu hal yaitu hujan yang turun dengan tergesa.Matahari memang enggan bersinar pagi ini.)

Menjalani kehidupan dan melewati hari demi hari adalah suatu hal yang pasti dialami setiap orang.pahit,manis.asam,asin, ataupun hambar adalah sesuatu yang lumrah didapatkan.

Saya banyak belajar justru dari berinteraksi dengan orang lain.Tiap orang itu pada dasaranya unik, memiliki karakteristik sendiri.

itulah ada ungkapan yang cukup familiar" kita tidak bisa mengukur baju orang lain dengan tubuh kita sendiri".Maksudnya adalah kita tidak bisa memaksakan apa yang kita kehendaki kepada orang lain,meskipun yang kita kehendaki itu benar atau bermanfaat bagi orang lain,tapi orang tersebut tidak mau melakukan hal itu.

inilah yang sering menyebabkan konflik, yaitu perbenturan kepentingan-kepentingan akibat pemaksaan kehendak.maka cermin terbaik untuk menilai diri sendiri adalah orang lain,sejauh manakah diri kita bisa memahami orang lain.bukankan manusia yang terbaik itu adalah yang bermanfaat bagi manusi lainnya.

(Angin dingin membelai kotaku,sengaja ia lewat dengan merayap,deru dan debu yang tercipta dari sibuknya jalanan kota,terhapus basahnya udara)

Friday, March 6, 2009

To Try honest or Dishonest to Try

( Smart people say start with the heart)

Hidup bukan hanya sekedar hitam putih tapi ada warna lain yang menyusunnya.Terkadang seperti pelangi yang berwarna-wari,namun kadang pula seperti coretan anak kecil pada tembok rumah.masing-masing tergantung dari warna yang kita temukan dan hadir dalam kehidupan.

Terserah kita mau merapikannya sehingga warna-warni itu tampak indah atau membiarkannya menjadi serabutan dan tidak teratur.
Kita memang kadang sulit untuk bercermmin kepada diri sendiri dan melihat keindahan warna kita sendiri.

Hidup memang seringkali tidak bersahabat, terutama untuk orang-orang yang gagal dan kurang beruntung. Kebanyakan manusia menilai seseorang hanya dari keberhasilan yang telah dicapainya, tanpa pernah mau tahu bagaimana proses yang telah dialami orang tersebut.

Tak peduli apakah orang tersebut mencapai posisinya dengan sangat mudah atau dengan perjuangan yang berat dan panjang. Tak banyak orang yang mau tahu bagaimana proses yang telah dialami seseorang untuk mencapai posisinya tersebut.

Orang hanya menghargai keberhasilannya tanpa peduli bagaimana proses yang telah dilaluinya. Padahal seseungguhnya proses pencapaian itu jauh lebih penting daripada capaiannya sendiri. Apakah sama nilainya antara seseorang yang berhasil menjadi pejabat dengan mengeluarkan banyak uang suap dengan orang yang benar-benar mencapainya dengan perjuangan yang bersih?

Tentu tidak bukan? Walaupun posisinya sama, tapi nilainya sangat berbeda. Apa hebatnya menjadi pejabat dengan menyogok? Toh yang hebat adalah uangnya, bukan orangnya.

cobalah untuk jujur atau jujurlah untuk mencoba.Mencoba berhasil,dan nikmati proses di dalamnya, hasilnya biarlah Allah yang menentukan.

Thursday, March 5, 2009

Centipede and turtle

Perhaps there is a centipede who danced with a very clever one hundred feet. All creatures in the forest gathered to see it every time centipede dancing, and they were all very impressed by the it's beautiful dance. But there is one creature that is not happy to see dancing centipede, and it is a turtle.

"How can I make it stop dancing centipede?" think the turtle is. He may not say so just that he does not dance like that. He also can not say that he himself can dance better, which is clearly not correct. Finally he found an evil plan.

He sat down and wrote a letter to the centipede.
"O tara centipede that no, I was a fan of your very beautiful dance. I need to know how you do it when you dance. Are you the lift up your left leg number 28 and then feet right number 39? Or do you start the right leg number 17 before you lift the left leg number 44? your answer I waited with hope.
Sincerely,

Turtle. "


When the centipede read it, he just immediately started thinking about what he actually did while dancing.which feet comes first? And after which the foot is longer?
Finally, a centipede that can never danced well again!

Momentarily


Momentarily again you will know the difference between a smooth hand and side by side binding soul,

And you will learn that love does not mean rest and does not mean security,
And you will start to know that smell is not a contract and not a promise of gifts,
And you will begin to receive defeat with heads erect and eyes open, with the majesty of a mature heart, not with melancholy children,

And you will learn to build
all your way because tomorrow is not too sure to plan.
Momentarily again you will know that the sun can burn if you receive too many.
Therefore planting the garden and decorated soul itself, rather than waiting for someone grant interest.

And you will know that you really can shoulder the burden. . .
That you are really strong, and you truly valuable.

Tuesday, March 3, 2009

Hidup Selalu Menawarkan Pilihan - Pilihan ( choice of Living)

Hidup adalah sebuah misteri warna-warni dan terdiri dari kepingan puzzle yang tersusun secara acak dari kita lahir.Seperti yang di tulis oleh Salim A. Fillah dalam sub judul bukunya "Saksikanlah bahwa Aku seorang Muslim," Menjadi Muslim adalah menjadi kain putih, lalu Allah mencelupnya dengan warna ketegasan, kecerian, dan rahmat bagi Semesta Alam."

sadar atau tidak kita sama sekali tidak berdaya akan takdir yang terjadi pada diri kita,maka setiap keputusan sudah selayaknya kita sandarkan kepada Yang Maha tahu akan diri kita, maka sebelum memulai suatu urusan yang penting kita dianjurkan shalat istikharah dan berdoa sesudahnya,istikharah bukan hanya untuk memilih diantara dua pilihan, tetapi juga memilih untuk melakukan atau tidak.Selanjutnya Allahlah yang mengetahui mana yang terbaik bagi kita.

Allahumma, inni astakhiruka bi’ilmika,
wa astaqdiruka biqudratik
Wa as-aluka min fadhlikal ‘azhiimi,
fa innaka taqdiru wa laa aqdiru,
wa ta’lamu wa laa a’alamu,
wa anta ‘allaamul ghuyuub
Allahumma,
in kunta ta’lamu anna haadza amra khairul lii fii diinii wa ma’aasyii wa’aaqibati amril,
faqdurhu lii, wa yassirhu lii, tsumma baarik lii fih
wa in kunta ta’lamu anna haadzal anra syarrul lii fii diinii wa ma’aasyii wa’aaqibati amrii, fashrifhu ‘annii, washrifnii ‘anhu, waqdur liyal khaira haitsu kaana, tsumma radhdhinii bih

Artinya:

Ya Allah sesungguhnya aku memohon pilihan (yang terbaik) kepada Engkau dengan ilmu (yang ada pada)-Mu, dan aku memohon kekuasaan-Mu (untuk menyelesaikan urusanku) dengan kodrat-Mu

Dan aku memohon kepada-Mu sebagai karunia-Mu yang agung, karena sesungguhnya Engkau Mahakuasa sedangkan aku tidak berkuasa, dan Engkau Mahatahu sedangkan aku tidak tahu, dan Engkau Maha Mengatahui perkara yang ghaib

Ya Allah, sekiranya Engkau tahu bahwa urusan ini lebih baik untuk diriku, agaaku, dan kehidupanku, serta (lebih baik pula) akibatnya (di dunia dan akhirat), maka takdirkanlah aku dan mudahkanlah urusan ini bagiku, kemudian berkahilah aku dalam urusan ini

Dan sekiranya Engkau tahu bahwa urusan ini lebih buruk untuk diriku, agamaku dan kehidupanku, serta (lebih buruk pula) akibatnya (di dunia dan akhirat), maka jauhkanlah urusan ini, dan jauhkanlah aku dari urusan ini, dan takdirkanlah kebaikan untukku dimana pun, kemudian jadikanlah aku ridha menerimanya.

Ketika 2 Menit Sangat Berharga ( the time )

( Diantara sepi yang mengganggu tidurku
adalah waktu yang berputar makin kencang

Diantara rindu yang mengusik mimpiku
adalah masa dimana aku teringat akan masa kecilku )


Waktu sedemikian dahsyatnya mempengaruhi kehidupan manusia.Allah SWT Maha Adil, semua manusia diberi jatah waktu yang sama setiap harinya yaitu 24 jam,namun dengan modal yang sama itu lantas tidak membuat semua manusia menjadi seseorang yang sama, baik profesi,tugas, maupun kedudukannya.Ada yang bisa memanage puluhan bahkan mungkin ratusan perusahaan/bisinis dalam 24 jam, ada yang bisa mengatur jadwal kegiatannya sedemikian detail hingga tiap detiknya juga diperhatikan, tapi ada juga yang berlaku sebaliknya,24 jam baginya adalah waktu yang sangat lama,ketika pagi ia menunggu datangnya sore,ketika sore ia menunggu datangnya pagi.Dalam masa penantian itulah ia habiskan dengan kesia-sian,baginya kehidupan adalah bagaimana ia dapat melewati hari-hari walaupun tanpa sesuatu yang berarti.Benarlah sabda Rasulullah SAW :"Rasulullah memegang pundakku lalu bersabda, “Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau penyeberang jalan”

Ibnu Umar berkat, ‘JIka engkau berada di waktu sore janganlah menunggu datangnya pagi, dan jika engkau berada di waktu pagi jangna menunggu datangnya sore. Pergunakanlah waktu sehatmu sebelum engkau sakit dan pergunakanlah waktu hidupmu sebelum engkau mati". (HR Bukhari).

Belajar dari pengalaman hari ini aku seharusnya benar-benar mendisiplin waktuku,bagaimana tidak hanya 2 menit waktu yang sebenarnya aku butuhkan agar tidak terlambat,di kantorku terlambat adalah sesuatu yang sangat dihindari selain potongan gaji pastinya, juga terancam untuk di turunkan peringkat jabatan,dan mendapat sanksi teguran,walaupun dengan alasan apapun.

Walaupun ini pengalaman pertamaku terlambat, aku masih bersyukur Allah SWT menegurku dengan sangat lembut,Dia memberiku waktu agak berlebih 2 menit pagi tadi.Teman kantorku rata-rata menyarankan hal yang menurut mereka cerdas," apa sikh bedanya, 1,2,5,bahkan 1 jam tokh potongan dan sanksinya sama, mending kamu kalau sudah tahu pasti terlambat, ya udah sekalian aja tidur lagi atau nikmati aja keterlambatanmu dengan bersantai di rumah,ntar agak siang atau bahkan sore sekalian baru datang,untuk absen sore,tokh hasilnya sama"

Secara sepintas, memang hal itu masuk akal, tapi bagiku 2 menit ini adalah sesuatu yang sangat berharga, bukan hanya dari segi uang yang hilang atau terancam sanksi.namun bagiku 2 menit hari ini adalah karunia Allah terbesar.Dengan terlambat aku bisa mensyukuri segala anugrah dan nikmat Allah yang dikaruniakan kepadaku.

Aku bisa menikmati desiran angin pagi yang berpacu dengan laju motorku ketika aku ngebut menuju kantor agar tidak terlambat, aku juga bersyukur atas sesuatu yang sebelumnya kuanggap remeh yaitu tidur sehabis Shalat shubuh.

Aku juga bersyukur atas nikmat iman dan Islam dalam ruh sehingga aku jadi sadar betapa tidak kuasanya diriku atas waktu,aku juga bersyukur atas nikmat ilmu dalam akal, sehingga aku bisa belajar dari pengalaman hari ini untuk lebih disiplin,dan aku selayaknya juga harus bersyukur atas nikmat sehat dalam jasadku sehingga aku, walaupun telat tapi masih bisa bekerja hari ini.

Aku jadi teringat sebuah semboyan yang terdapat di sebuah markas tentara," tiada yang meringankan beban, kecuali hati yang senang."

“Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”. (Q.S. An-Naml : 19)

( Seberang Ulu,03 Maret 2009,duh kantorku sayang, kantorku malang)





Monday, March 2, 2009

Antara Aku,Bunga,dan Sekayu

Pagi senantiasa menyajikan menu yang sama,
angin manja yang baru pulang dari pengembaraan,
getaran kecil dedaunan di ranting pohon di tepi jalan,
yang hingga kini tak penah kutahu namanya,
rasa dingin sisa tadi malam cukup membuatku ragu untuk menyusuri jalanan panjang di kotaku.
Dan beginilah setiap hari kehidupan kumulai.

Sekayu, kota kecil yang dengungnya kudengar sangat mengagumkan,saat SK penempatanku keluar,
dan kusebut kata"Sekayu",selalu terdengar kata yang baik,"wuih, bagus itu,kotanya maju,"
Disana sekolah gratis,ada juga yg berusaha untuk objektif,
"kalau ke Jambi, lebih dekat mana, sekayu atau palembang, maka dengan pengetahuan seadanya aku jawab, sekayu.
Secara teori memang lebih dekat, hanya dibutuhkan waktu 4 jam ke jambi, tapi dalam prakteknya ternyata waktu yg kutempuh sama
dengan palembang, dari sini aku harus ke betung, lalu baru bisa ke jambi, dan itu dibutuhkan waktu sekitar 8 jam,dan waktu 4 jam
itu bisa diperoleh dengan kendaraan pribadi,melewati jalan lintas, yg tidak dilewati angkutan umum, dan aku yang selalu berandai-
andai, andaikan aku punya mobil pribadi,setiap minggu aku akan pulang.

Namun setelah setahun di kota ini, tak ada suatu keistimewaan seperti yg terdengar dimana-mana,bagiku kota sekayu
hanyalah kota kecil yang sekelingnya dipagari sawah tadah hujan,di pusat kotanya berdiri gedung pemerintahan dengan sangat megah, namun di tepi kotanya runah-rumah terapung
dengan penduduk yg nasibnya tergantung dari sungai utama di sini, yaitu sungai Musi.Pendidikan memang gratis, tapi tidak segampang itu,ada banyak pemuda yang berjuang keras untuk kuliah
Dengan kekayaan yang sebetulnya sangat melimpah, seharusnya tidak ada lagi masyarakat disini yang harus mengubur angannya.Kemarin ketika mengisi Liqaat, salah seorang binaan bertanya, kak, apakah salah kalau saya bercita-cita ingin menjadi sarjana, untuk membahagiakan orang tua saya?"
Aku tertegun mendengar pertanyaannya, bukan pada letak jawabannya, tapi lebih pada harapan yang ia gantungkan,sebab di sebelahnya,peserta liqaat jg adalah seorang pemuda lulusan SMA yang benar-benar ingin melanjutkan kuliah tapi tak punya biaya, kini ia mengisi hari-harinya dengan bekerja di pasar, mereka semua adalah pemuda yang cerdas, shalih, dan berbakti, dan aku semakin menggeram ketika tahu bahwa potensi pajak kabupaten ini adalah yg terbesar kedua setelah palembang, dan itu menunjukkan betapa sangat mampunya kabupaten ini mewujudkan cita-cita masyarakatnya.
Bukan sekali ini aku mendengar kisah seperti ini, temanku harus bekerja keras berkeliling mencari penumpang dari pagi sampe sore, seluruh kota disusurinya,demi untuk membiayai kuliahnya.

Angin manja kembali mengembara
dedaunan getarannya semakin terasa
dihembus deru kendaraan yang serba tergesa
Dan kotaku,kembali berbenah
setelah pekat yang menyelimutinya,
ia akan lirih berkata:
bantulah aku melewati hari ini
Dan bunga kecil di depan tempat tinggalku selalu merana
yang kudapat hanya debu dan sisa gerimis
maka berikanlah aku cinta
lewat seteguk air yang kau siram dengan harapan
karena aku senantiasa bertasbih
menyebut nama-Nya.

Untitled

Ku tulis bait ini dalam rangkaian malamku yang panjang

Ku ungkap getar ini dalam ragu yang tertahan…

Untukmu seorang akhwat yang tak juga kunjung kutemui…

Aku bersama semua baktiku yang tertunda

Bersama sepotong cinta yang tak akan sempurna

Bila tidak juga kau ada…

Untuk calon istriku yang tidak ku tahu ada dimana

Kelak bila ku jemput engkau

izinkan bakti dan taatmu melebur bersama senyummu..

Izinkan cinta dan kehormatanmu terpatri kuat untuk menjaga kehormatanku…

Untuk calon istriku yang sedang berdakwah entah dimana

Ketahuilah…

Bahwa aku lelaki asing bagimu

Nanti terangkanlah apa - apa yang tidak kumengerti darimu

Terangkanlah apa-apa yang tidak tersukai darimu

Agar suami soleh menjadi imam mendampingimu…

Untuk calon istriku yang masih sibuk dalam kelelahanmu…

Ketahuilah bahwa aku akan menjemputmumu..

Menunggu menjadi kendaraan yang nyaman buatmu..

Menjadi rumah yang lapang untukmu…

Menjadi penunjuk jalan yang lurus untukmu…

Menjadi penyejuk hatimu…

Dan Wahai engkau calon pengobat cintaku…

Bila nanti Allah rizkikan engkau untukku

Maka semoga aku juga menjadi rizki mulia untukmu…

Bersama menyempurnakan hati dalam Mahabah-Nya..

Menyemarakan dakwah dengan para Jundi - jundi Allah…

Aku bersama kesederhanaan yang terbalut takwamu…

Bersama menggapai perjuangan ini…

Yang karenamu Allah semakin sayang padaku…

Pada dakwahku…

Selimut Penenang (blanket tranquilizer)

Seorang lelaki paruh baya berdiri di hadapan kami semua.Ia memposisikan dirinya sebagai pilot dan kami adalah penumpang pesawatnya.
“saya mempunyai 3 orang anak yang mempunyai kebiasaan khusus ketika hendak tertidur,mereka sekarang berusia 7,5,dan 4 tahun mereka tidak biasa tertidur setiap malamnya, tanpa “sesuatu”.
sesuatu itu saya sebut sebagai selimut penenang.Anak pertama tidak akan bisa tidur, tanpa ada boneka kesayangannya di sampingnya,anak kedua tidak akan bisa tidur tanpa bantal kesayangannya,
dan anak ketiga tidak akan bisa tidur tanpa selimut kesayangannya.Boneka, bantal, dan selimut itu terus dipakai mereka setiap harinya, selama bertahun2. tanpa pernah dibersihkan apalagi dicuci.
mereka selalu menolak ketika saya mencoba menggantinya dgn yg baru.jadilah ketiga benda itu kumal,kusam, dan apek.Saya membiarkan hal itu berlangsung selama ini, karena saya tidak berani merubah
kebiasaan mereka yang berakibat menyakiti perasaan mereka. Saya juga mempunyai kebiasaan khusus, yaitu hampir tiap bulannya saya selalu membawa ketiganya berobat ke dokter, atau rumah sakit.
Biasanya mereka rutin tiap bulannya terserang flu,sesak nafas, dan penyakit yang berhubungan dgn pernafasan. karena sudah rutin, saya tidak terlalu mengkhawatirkan hal itu.
Sampai suatu saat saya tersadar dan baru mengetahui penyebab sakit-sakit itu.Penyakit itu berasal dan bersarang dari benda-benda yang menemani tidur mereka setiap harinya.
Dokter menyatakan kalau dibiarkan terus, penyakit itu akan parah, dan berakibat fatal bagi mereka.
Maka saya harus melakukan tindakan yang semestinya saya lakukan sejak dulu.Saya mengumpulkan ketiga benda itu dan membuangnya.
Awalnya anak-anak saya protes, dan marah. mereka jg menangis karena kehilangan benda kesayangannya.Tapi saya biarkan dan tidak
memperdulikannya. bagi saya kesehatan mereka lebih penting dari segalanya.Malam pertama, kedua,sampai 1 minggu berikutnya mereka memang mengalami
kesulitan tidur, tapi minggu-minggu berikutnya mereka dapat tidur dengan tenang, walaupun tanpa ” selimut penenang mereka”.
Dan sejak saat itu sampai sekarang ,saya tidak pernah mengantarkan mereka ke dokter, atau rumah sakit lagi”
Setiap orang pasti mempunyai “selimut Penenangnya masing-masing”,selimut penenang adalah sesuatu yang bisa membuat seseorang itu tenang, nyaman,dan damai. Tapi juga bisa menyebabkan seseorang itu sakit atau menderita.
Bagi anak kecil selimut penenangnya adalah boneka, bantal, guling, selimut, dll. Tapi bagi orang dewasa selimut itu bisa berupa harta, jabatan, posisi,dan kekuasaan.
Ketika kita berada pada posisi dimana kita merasa tenang, dan nyaman dgn kedudukan,dan jabatan kita.maka berhatilah-hatilah, karena sesungguhnya kita sedang mengenakan” selimut penenang kita.
Kita cenderung tidak mau berubah, dan mencoba sesuatu yang baru, yang pada dasarnya bisa memberi kita suatu kebaikan, kesehatan,dan semangat baru dalam kehidupan.
Lambat laun, pikiran kita akan menjadi statis, dan tanpa kemajuan.kita akan terus dirongrong penyakit, yang berupa kemalasan,tak ada motivasi, dan cenderung menolak sesuatu yang baru, meskipun itu lebih baik untuk kita.
maka mulai dari sekarang, buanglah jauh-jauh selimut penenang itu, dan tataplah masa depan dengan harapan baru, karena sesungguhnya perubahan itu pasti,cepat atau lambat, hanya
masalah waktunya saja.
Orang pada dasarnya tidak menolak perubahan,tetapi menolak kehilangan, karena berubah adalah kita membuang sesuatu ide, gagasan,ataupun sikap yang lama dan berganti dengan yang baru.
Maka berubahlah untuk maju.
( Diambil dari Memori yg masih terekam saat Diklat Sistem Administrasi Modern dgn pengubahan seperlunya, tanpa mengurangi makna.terima kasih pada pak pilot yang telah mengantarkan kami semua mendarat dgn selamat pada pulau Modernisasi)

Berbahagialah Karena Pagi Selalu Ada ( dont worry be Happy)

pagi selalu lewat dengan tergesa

dan kudapati mentari telat pada peraduannya

hanya angin dingin sesekali asyik bercanda

pelan ia merayap menyusuri kota.

Kehidupan adalah ibarat sebuah perjalanan panjang yang ujungnya entah dimana, banyak hal yang ditawarkannya dan semuanya menarik,setidaknya cukup memberi arti pada diri manusia itu sendiri.

kebahagian adalah suatu kata yang selalu ingin dirasakan semua orang,tokh pada akhirnya ia juga tidak pernah mengerti arti kata itu yang sebenarnya.Banyak orang menyangka kebahagian itu ada pada harta,maka dengan segala cara ia berusaha memperoleh harta yang sebanyak-banyaknya, ada juga yang menyangka kebahagian itu ada pada kedudukan,jabatan,tahta maka ia berupaya mengejarnya, namun ia tetap merasakan rasa hampa,dan ada sesuatu yang sebenarnya ia rindukan.

Aku adalah termasuk orang yang paling mudah berbahagia,hanya dengan menyaksikan seekor ikan hias berenang-renang di dalam sebuah aquarium, maka segala kesedihan akan hilang dengan sendirinya,entahlah ,bagiku kebahagian yang terkandung di dalamnya, bukan pada ikannya tapi jauh di dalam hakikat yang sebenarnya, yang kulihat adalah bagaimana kuasanya Allah atas alam ini, “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” ( Q.S Ali Imran :191).

Kebahagian sejati adalah ketika kita memutuskan untuk puas dengan diri kita dan menerima segala sesuatu dengan lapang dada. Tanpa merutuk ataupun berharap kesusahan yang atau kegagalan melanda kita bukanlah benar-benar nyata. Tidak menyesali keadaan dan menyalahkan kesana-kemari. Kebahagiaan sejati adalah ketika kita bisa menerima kegagalan dan kelemahan kita dengan tangan terbuka dan dengan setulus hati mengakui bahwa kita memang tengah gagal. Menyadari dengan sepenuhnya bahwa keberhasilan atau kegagalan adalah dua hal yang tak bisa terpisahkan satu sama lain. Ibarat dua sisi yang berbeda yang menjadi satu dalam kepingan uang logam. Keberhasilan menemukan makna keberadaannya karena ada ketidakberhasilan (kegagalan) yang menjadi kebalikannya. Seperti gelap yang dikenal karena ada terang. Kesulitan yang didefinisikan sebagai lawan dari kemudahan.

Berbahagialah dalam keadaan apa pun.Karena anda masih memiliki hari ini.

mentari masih asyik di peraduannya

angin dingin kini mengembara entah kemana

dan kotaku nampak tua

penat ia melayani tamunya

dan hujan yang selalu kunanti

nampaknya kan kembali

dan aku merasakan sunyi.

( Palembang,28 jan 09)