Friday, April 24, 2009

Puisi ini Punya siapa,ya?

Aku terombang ambing di antara sampan kecil di lautan
Ku coba kayuhkan dayung kecilku nan rapuh
Tuk peroleh seberkas harap tuk berlabuh
Ku nyalakan lentera kecil
Sebagai pertanda ada desah nyawa yang mengiba harapan
Beberapa kali lentera itu mati di tiup gelombang lautan
Dan baju ku pun basah kuyup tak keruan
Ku coba hangatkan badan dengan ceceran kayu rongsokan
Dan terus berusaha menepi...dan menjauh dari gemerlap persaingan

Nun jauh di sana kulihat gemerlap lampu dermaga
Semangatku semakin menyala...
Kukerahkan segenap tenaga dari sisa - sisa harapan
Ku lihat juga ada lambaian tangan...
Aku semakin semangat...
Tapi....
Lambaian tangan itu mungkin tuk orang lain...
Bagi mereka yang membawa kapal - kapal mewah..
Bagi mereka penerus Titanic - titanic abad 21...
Sementara aku hanyalah pengelana sampan lautan
Dan ketika sampanku semakin mendekat...
Jelas sudah lambaian itu semakin pupus dan sirna


Di sampan ini...
Kulihat seseorang dengan penampilan yang sempurna
Gaun putih dengan ornamen kemewahan mengisyaratkan sebuah pesan
Terpaan angin yang menerpa gaun itu...
Sungguh sangat menyilaukan...dan dia semakin cantik
Aku sadari kini....
Aku bukanlah seorang pelakon...
Aku hanyalah seorang penonton...

Penonton atas kecantikan yang di maha dewakan
Penonton atas kecantikan yang sering diperjualbelikan
Penonton atas kecantikan di singgasana kemewahan
Aku tak mampu berbuat banyak...
Karena ku sadari..., aku hanyalah seorang penonton

Ach...andaikan aku seorang pelakon...
Mungkinkah aku bisa memberi bimbingan...
Mungkinkah aku bisa menunjukkan jalan kebaikan dan kemuliaan
Mungkinkah aku tetap konsisten dalam kebenaran...
Atau aku pun kan terlarut di samudera kemewahan

Mungkinkah ini adalah anugerah yang terindah
Kalau aku hanya seorang pengelana sampan
Agar hidup dan matiku lebih terjaga
Tapi ...aku tak mampu berbuat banyak...
Ingin kulakukan ...apa yang bisa kulakukan...
Namun sayang ....ketika sampan-ku mencoba merapat...
Petugas dermaga menghardik dan mengusirku
Aku di anggap tak pantas mengisi ruang hidup kelayakan

Sahabat....
Maafkan aku jika tak bisa labuhkan sampan di dermaga
...karena dermaga adalah tempat bagi mereka
Bukan bagi pengelana sampan tanpa daya
Lihatlah sudut mataku...
Ada "Sisa Air Mata Untukmu"
Tetes bening air mataku...meleleh membawa namamu
Aku tahu...namamu bukan di sana
Aku tahu ...namamu ada di sini
Tapi aku terlanjur melangkah....

2 comments:

Muhammad Falaky al-Khawarizmi said...

Oh, puisinya bagus sekali,..
Boleh nebak nggak???
Barangkali itu puisinya Chairil Anwar. he he ngaco ya,..
'
Sob, gimana kalo kita tukar Link???
Link blog ini sudah terpasang di blogQ.

Sekarang, gantian ya,..

Terima Kasih Banyak

poet said...

puisi nya bagus...
coba jadi holmes ah, berpikir deduktif hihihi

1. kayaknya yang buat laki2
2. usianya 20-30an sepertinya
3. sedang berada dalam keraguan seperti sampan yang terombang ambing di lautan. tak berpendirian teguh..
4. ingin berbuat baik tapi setengah2, ga all out
5. puisinya berhubungan dengan perempuan

hayo siapa ya hehehe but i think it's so impossible to find the author in this unlimited world hehe